Skip to main content

Suramadu, Oh, Suramadu

dt mudik ke Madura dan untuk pertama kalinya lewat Suramadu, hehehe..

Kesan pertama dt atau Suramadu adalah: wew, keren! Dan dt langsung bisa bayangin tiga scenes keren. Pas matahari tenggelam dengan langit lembayungnya, pas matahari terbit dengan kabut tipis dan dingin embunnya, dan pas malem hari dengan kelap-kelip lampu dari jauh. Dan kalau itu jembatan Suramadu dihiasi lampu, pasti jadi lebih cantik lagi.

dt sedikit heran dengan kata-kata orang kalau Suramadu itu menakutkan. Ada yang bilang pagar untuk sepeda motor yang kurang tinggi. Perlu dt kasih tahu, itu pagar tinggi kali. Bahkan lebih tinggi dari kepala kalau lagi di duduk di atas sepeda motor. Ada juga yang takut kalau tiba-tiba jembatannya jebol. Ayolah, kalau ga ada yang mretelin mur, baut, besi, atau paku bumi dari jembatan itu, dt yakin, Suramadu punya konstruksi yang kokoh dan mampu menahan debur ombak Selat Madura sampai puluhan tahun ke depan. Percaya dong sama hasil tangan sendiri. Bangga dong sama buah karya anak negeri.

Menurut dt, Suramadu sebenarnya bisa jadi pintu buat Madura untuk membuka diri. Soalnya, banyak banget potensi yang ada di Madura. Mulai dari potensi pariwisata, pertanian, kelautan, sampai kulinernya. Tapi sayangnya orang-orang Madura ga mau terbuka. Buat gambaran, ga ada yang namanya mall, McD, KFC, Matahari, Ramayana, atau segala bentuk waralaba lain. Bukan karena ga ada yang tertarik, tapi karena orang-orang Madura sendiri menolak keberadaan itu.

Orang-orang Madura ga mau ada budaya luar yang konsumtif. Mereka ga mau budaya mereka diinvasi budaya asing. Dan mereka ga mau pasar lokal mereka jadi mati dan malah bergantung pada kapitalis. Ekstrem, huh? Tapi itu pendapat mereka. Dan ini adalah tanah mereka, jadi mereka yang punya hak.

Tapi dt akui, orang yang cukup lama tinggal di Madura bakal tau berapa kuatnya adat dan budaya yang di pegang orang setempat. dt aja yang ke Madura cuma beberapa kali setahun aja ngerasa. Ada percampuran kuat antara budaya muslim, arab, cina, madura, jawa, juga bahkan kepercayaan-kepercayaan klenik animisme-dinamisme yang masih dipegang orang-orang Madura. Dan menurut dt, hal itu menarik dan makin buat dt ga bisa melupakan kalau separuh darah dt berasal dari sana.

Comments

Popular posts from this blog

It's about lying

You Are a Great Liar You can pretty much pull anything over on anyone. You are an expert liar, even if you don't lie very often. Are You a Good Liar? No comment deh... --" You Can Definitely Spot a Liar Maybe you have good instincts. Or maybe you just have a lot of experience with liars. Either way, it's pretty hard for someone to pull a fast one on you. You're like a human lie detector. Can You Spot a Liar? Well, so am I a great liar because i know the techniques? Or is it just in my blood? And the most important question is, am I really a great liar?

Dark Side of Skripshit

Thanks to skripshit, pola hidup dt jadi berantakan. Entah sejak kapan dt jadi kalong-man kek gini. Biasanya jam 9-10 dt sudah merasa ngantuk dan beranjak tidur dan mampu bangun jam empat esok paginya. Nah sekarang, baru bisa memejamkan mata dengan tenang saat jarum jam menunjukkan pukul tiga lebih dan baru bisa membuka mata dengan berat sekitar jam tujuh pagi. Jujur ya, dt kangen dengan pola tidur dt yang lama. Tidur dengan nyaman, cukup, dan berasa segar saat pagi datang. Bukannya malah punya punggung remek, kemeng, dan sakit setiap kali bangun tidur. Ditambah lagi efek begadang itu jelek banget buat kesehatan dan kulit. *sigh* Kalo dt perhatiin, kulit dt jadi tambah pucat, kering, dan kusam sejak ngegarap skripshit secara intens. Secara selama ngegarap skripshit dt jadi jarang keluar dari kamar dan kurang bergerak karena menghabiskan banyak waktu hanya nangkring di depan Ichibun. Jadi deh dt kurang terpapar sinar matahari, kurang beraktifitas, plus kurang oksigen. Duduk sehar...