Skip to main content

Data Collecting Story (2)

dt tahu ini telat, tapi tetep aja pengen cerita.

Jadi, malam sebelum malam pengambilan data, dt harus nyiapin segala sesuatunya. Dari print dan fotokopi lembar kuisioner dengan cara bikin repot mbak Mar *ngakak setan*, nyiapin timbangan berat badan (yang ini baru beli), nyiapin meteran buat ngukur tinggi badan (yang ini pake meteran baju), sampe nyiapin konsumsi buat responden besok.

Nah, persiapan konsumsi ini yang pengen dt ceritain.

Rencananya, setelah diwawancara, responden bakal dikasih konsumsi. Bukan nasi kotak mewah yang bisa bikin kenyang, sih. Cuma sekadar air mineral gelas plus dua buah roti yang semuanya dimasukkan ke dalam kotak kertas. Beda sama di Ngalam yang bisa pesen kue dalam kotak dalam jumah sedikit, di MudField ga bakal bisa kecuali kita pesen lebih dari 100 kotak. Padahal dt cuma butuh 70 kotak. Nah kalo pesen 100 siapa yang mau ngabisin sisa 30 kotaknya. Akhirnya beli kue sendiri, beli air mineral sendiri, dan beli kotaknya pun sendiri.

Berhubung sudah terbiasa ngelipet-masang-ngisi kotak yang paling engga sebulan sekali, jelas kerjaan nyiapin konsumsi ini gampang banget. Langsung aja bagi tugas, Mama sama Adek yang ngelipet dan masang, dt yang masukin kue ke kotak, dan mbak Mar yang nata kotaknya ke dalam kresek. Kerja efektif seperti biasa.

Tapi tiba-tiba muncullah Akung. Yang langsung duduk dan menawarkan bantuan. Tumben. Sumpah tumben. Waktu itu di kepala dt langsung kepikir, wah besok ujan deres nih keknya. Sebenernya dt pengen nolak bantuan soalnya semua udah punya tugas efektif masing-masing. Tapi kok yang ga enak juga liat antusiasme Akung yang pengen ngebantu. Pengen berkontribusi buat skripshit cucu kali, ya. Yasu, dt ambilin beberapa lembar calon kotak yang belum dilipet. Dan semua langsung kembali bekerja dalam diam. Biar cepet gitu kerjanya.

Nah, alkisah cerita hampir berakhir karena setiap kotak sudah terisi dan tertata rapi, tertinggallah tiga kotak yang masih digarap Akung. Menolehlah dt, buat ngelihat hasil garapannya Akung dan langsung dt memalingkan kepala sambil nahan ketawa. Yeah, dt tahu kalo dt cucu ga tahu adat. Masa Akung sendiri diketawain. Tapi ga sampe ketawa kok. Ngikik ketahan gitu deh. Nah, kotak tiga biji ini baru selesai dan terpasang keliru dengan fantastisnya.

Jadi, buat yang sering ngerangkai atau yang merhatiin gimana betuk kotak kertas makanan, pasti tahu kalo lidah-lidah itu kotak ada di sebelah dalem. Sedangkan Akung dengan elegannya ngerangkai kotak kertas dengan lidah mengarah keluar. Mantab!

Walhasil, Adek yang jadi relawan buat ngebongkar dan merangkai sisa tiga kotak garapan Akung. Wekekek..

Comments

Popular posts from this blog

It's about lying

You Are a Great Liar You can pretty much pull anything over on anyone. You are an expert liar, even if you don't lie very often. Are You a Good Liar? No comment deh... --" You Can Definitely Spot a Liar Maybe you have good instincts. Or maybe you just have a lot of experience with liars. Either way, it's pretty hard for someone to pull a fast one on you. You're like a human lie detector. Can You Spot a Liar? Well, so am I a great liar because i know the techniques? Or is it just in my blood? And the most important question is, am I really a great liar?

Dark Side of Skripshit

Thanks to skripshit, pola hidup dt jadi berantakan. Entah sejak kapan dt jadi kalong-man kek gini. Biasanya jam 9-10 dt sudah merasa ngantuk dan beranjak tidur dan mampu bangun jam empat esok paginya. Nah sekarang, baru bisa memejamkan mata dengan tenang saat jarum jam menunjukkan pukul tiga lebih dan baru bisa membuka mata dengan berat sekitar jam tujuh pagi. Jujur ya, dt kangen dengan pola tidur dt yang lama. Tidur dengan nyaman, cukup, dan berasa segar saat pagi datang. Bukannya malah punya punggung remek, kemeng, dan sakit setiap kali bangun tidur. Ditambah lagi efek begadang itu jelek banget buat kesehatan dan kulit. *sigh* Kalo dt perhatiin, kulit dt jadi tambah pucat, kering, dan kusam sejak ngegarap skripshit secara intens. Secara selama ngegarap skripshit dt jadi jarang keluar dari kamar dan kurang bergerak karena menghabiskan banyak waktu hanya nangkring di depan Ichibun. Jadi deh dt kurang terpapar sinar matahari, kurang beraktifitas, plus kurang oksigen. Duduk sehar...