Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2012

25 and Yearning for a Ticket Out

Judul di atas adalah potongan lirik lagu 24-25 dari duo favorit dt, Kings of Convenience. dt ngerasa potongan lirik itu bisa mewakili kondisi dt sekarang. Masuk di usia seperempat abad dan masih merasa belum apa-apa. Belum punya pengalaman. Belum punya pencapaian. Belum berani bermimpi besar. Belum bergerak untuk meraih mimpi. Hidup aja masih jadi parasit orang tua. a ticket out from house I love being at my home, tapi dengan 9pm curfew, kadang pengen ngekos biar punya kebebasan ekstra. Bukan sekadar kebebasan sih. Ngekos sebenernya juga semacam pembuktian buat diri sendiri that I can stand on my own, that I no longer a parasite to my parents. Kalau tahu gimana ortu dt, pasti tahu kalo kejadian dt ngekos itu semacam keajaiban, kecuali dt dapet kerjaan yang jauh banget dari Surabaya. a ticket out to the world I always consider myself as a social person. I mean, I have a lot of friends. Lalu dt nyadar kalau punya banyak teman belum tentu punya area pergaulan yang beragam. P...

My First Aerobic Competition

Gegara jadi tumbal kantor, untuk pertama kalinya dt lihat dan ikut lomba aerobic. First thought, it's sooooo laaaaaaameee.. Jangan salah, I enjoy doing aerobic for workout and I know I'm good at it. Selama SMA dt rutin senam aerobic dan pernah dilirik instrukturnya untuk dilatih jadi instruktur senam aerobic. In the other side, aerobic gitu lo, yang identik dengan ibu-ibu hiperaktif berbaju minim dan lagu-lagu dangdut koplo pantura. Bener aja, banyak peserta ibu-ibu yang pake baju senam yang lebih mirip bikini dan dengan bangga dan pedenya memamerkan perut pasca melahirkan yang gemeluyur dan ga lagi kencang. dt aja malu mamerin perut dt kalo lagi ga rata. Yang mengejutkan adalah tingkat kesulitannya. Awalnya ada temen yang dengan pedenya bilang, "halah, menang lah.. cuma aerobic ae.. gampang.." dan dt juga sempat berpikiran begitu. Pemikiran picik yang berujung dengan engahan kehabisan nafas dan kami yang geleng-geleng sambil bersumpah serapah menganga denga...

Ino Yuwono: Pendidik, Sahabat, Ayah, dan Orang Asing

Saya tidak kenal langsung dengan pak Ino Yuwono. Saya hanya kenal nama. Mama saya kenal beliau. Beberapa orang yang saya kenal juga kenal beliau. Diawali dengan status YM  @ardinouv  mengabarkan meninggalnya pak Ino Yuwono, bersambung dengan saya yang mengabari mama, dan dilanjutkan dengan serangkaian kabar-mengabar lewat telpon. Mama ingin memastikan berita itu karena mama yang masih belum percaya dengan berita yang saya dapat. Memang sih, beberapa bulan lalu mama sempat menyambangi beliau yang masuk rumah sakit karena penyakit jantungnya. Tapi tetap saja mama tidak percaya. Di timeline twitter saya penuh tweet dengan tagar #InoYuwono yang kebanyakan dari pak  @bukik  dan hasil retweet beliau. Saya baca satu-satu hasil pencarian tagar  #InoYuwono . Saya memang tidak mengenal langsung pak Ino, tapi lewat tweet yang membanjiri timeline dan  belasan artikel di blog tentang pak Ino , saya jadi mulai merasa mengenal beliau. Sepertinya pak Ino itu tipe o...