Gegara jadi tumbal kantor, untuk pertama kalinya dt lihat dan ikut lomba aerobic.
First thought, it's sooooo laaaaaaameee..
Jangan salah, I enjoy doing aerobic for workout and I know I'm good at it. Selama SMA dt rutin senam aerobic dan pernah dilirik instrukturnya untuk dilatih jadi instruktur senam aerobic.
In the other side, aerobic gitu lo, yang identik dengan ibu-ibu hiperaktif berbaju minim dan lagu-lagu dangdut koplo pantura. Bener aja, banyak peserta ibu-ibu yang pake baju senam yang lebih mirip bikini dan dengan bangga dan pedenya memamerkan perut pasca melahirkan yang gemeluyur dan ga lagi kencang. dt aja malu mamerin perut dt kalo lagi ga rata.
Yang mengejutkan adalah tingkat kesulitannya.
Awalnya ada temen yang dengan pedenya bilang, "halah, menang lah.. cuma aerobic ae.. gampang.." dan dt juga sempat berpikiran begitu. Pemikiran picik yang berujung dengan engahan kehabisan nafas dan kami yang geleng-geleng sambil bersumpah serapah menganga dengan apa yang kami hadapi. Koreografi dengan gerakan yang beragam tanpa pengulangan yang sulit melintir dengan kecepatan tinggi. Padahal yang kami ikuti itu lomba kelas pemula.
Nah, di situ kesalahannya. Ternyata selain lomba kelas ahli dan kelas pemula, ada lomba kelas nonprofesional. Dan kami yang baru tahu kalau peserta lomba kelas pemula itu sudah profesional.
Gegara ikutan lomba ini, sekarang dt jadi pingin workout lagi. Entah aerobic, martial art, mix dance, yoga, apapun.
First thought, it's sooooo laaaaaaameee..
Jangan salah, I enjoy doing aerobic for workout and I know I'm good at it. Selama SMA dt rutin senam aerobic dan pernah dilirik instrukturnya untuk dilatih jadi instruktur senam aerobic.
In the other side, aerobic gitu lo, yang identik dengan ibu-ibu hiperaktif berbaju minim dan lagu-lagu dangdut koplo pantura. Bener aja, banyak peserta ibu-ibu yang pake baju senam yang lebih mirip bikini dan dengan bangga dan pedenya memamerkan perut pasca melahirkan yang gemeluyur dan ga lagi kencang. dt aja malu mamerin perut dt kalo lagi ga rata.
Yang mengejutkan adalah tingkat kesulitannya.
Awalnya ada temen yang dengan pedenya bilang, "halah, menang lah.. cuma aerobic ae.. gampang.." dan dt juga sempat berpikiran begitu. Pemikiran picik yang berujung dengan engahan kehabisan nafas dan kami yang geleng-geleng sambil bersumpah serapah menganga dengan apa yang kami hadapi. Koreografi dengan gerakan yang beragam tanpa pengulangan yang sulit melintir dengan kecepatan tinggi. Padahal yang kami ikuti itu lomba kelas pemula.
Nah, di situ kesalahannya. Ternyata selain lomba kelas ahli dan kelas pemula, ada lomba kelas nonprofesional. Dan kami yang baru tahu kalau peserta lomba kelas pemula itu sudah profesional.
Gegara ikutan lomba ini, sekarang dt jadi pingin workout lagi. Entah aerobic, martial art, mix dance, yoga, apapun.
Comments
Post a Comment