Skip to main content

Tanah, Rumah, dan Sejumput Harga Diri

Beberapa bulan terakhir, dt sering nemenin mama pergi lihat tanah. Entah itu tanah kosong, rumah, ruko, sampe tanah kuburan. dt pikir mama mulai tertarik bisnis sendiri buat masa pensiun nanti dan mulai cari lokasi.

Hari minggu kemaren, tetiba mama cerita tentang satu tanah ga jauh dari rumah mama yang dt tinggali sekarang. Masih satu perumahan, malah. Mama cerita kalo lingkungannya bagus, tanahnya luas, harganya tergolong murah, dan minta dt untuk lihat lokasi siangnya.

Setelah lihat, kondisinya sesuai dengan cerita mama, yang dt pertanyakan adalah, mau dibuat apa? Soalnya kalo mau dipake bisnis jelas ga bagus karena jauh dari keramainan dan jalan utama. Kalo dijadikan rumah tinggal sih oke banget, tapi buat apa, toh ini juga baru pindahan belum ada setahun, masa iya mau pindah rumah lagi. Lagian rumah yang sekarang lebih besar daripada tanah yang mama barusan tunjukin.

Feeling dt rada-rada ga enak tuh..

Pas dt tanya langsung, apa rencana mama buat tanah itu, mama bilang itu buat dt. Mama pingin beliin rumah dan tanah buat dt. And I don't know how to react.

Mungkin banyak orang yang bakal bilang dt beruntung bakal punya tempat tinggal sendiri sebelum berkeluarga. Ga perlu susah-susah lagi.

Sayangnya dt ga pingin dibelikan tanah dan rumah.

Bukannya mau menolak rejeki, atau apapun istilahnya, tapi menurut dt, punya rumah untuk berkeluarga nanti, itu hak dan kewajiban dt sama suami untuk menentukan nantinya.

Mungkin banyak yang suka kalo segala sesuatu bisa dimiliki dengan mudah, cukup nadah; tapi itu bukan dt. Rasanya salah menerima sesuatu lalu mengaku jadi hak milik.

dt lebih suka berusaha hingga merasa pantas untuk mendapatkan sesuatu. Karena dalam usaha menuju pencapaian ada kebanggaan dan harga diri yang ditanam.

Comments

Popular posts from this blog

It's about lying

You Are a Great Liar You can pretty much pull anything over on anyone. You are an expert liar, even if you don't lie very often. Are You a Good Liar? No comment deh... --" You Can Definitely Spot a Liar Maybe you have good instincts. Or maybe you just have a lot of experience with liars. Either way, it's pretty hard for someone to pull a fast one on you. You're like a human lie detector. Can You Spot a Liar? Well, so am I a great liar because i know the techniques? Or is it just in my blood? And the most important question is, am I really a great liar?

Dark Side of Skripshit

Thanks to skripshit, pola hidup dt jadi berantakan. Entah sejak kapan dt jadi kalong-man kek gini. Biasanya jam 9-10 dt sudah merasa ngantuk dan beranjak tidur dan mampu bangun jam empat esok paginya. Nah sekarang, baru bisa memejamkan mata dengan tenang saat jarum jam menunjukkan pukul tiga lebih dan baru bisa membuka mata dengan berat sekitar jam tujuh pagi. Jujur ya, dt kangen dengan pola tidur dt yang lama. Tidur dengan nyaman, cukup, dan berasa segar saat pagi datang. Bukannya malah punya punggung remek, kemeng, dan sakit setiap kali bangun tidur. Ditambah lagi efek begadang itu jelek banget buat kesehatan dan kulit. *sigh* Kalo dt perhatiin, kulit dt jadi tambah pucat, kering, dan kusam sejak ngegarap skripshit secara intens. Secara selama ngegarap skripshit dt jadi jarang keluar dari kamar dan kurang bergerak karena menghabiskan banyak waktu hanya nangkring di depan Ichibun. Jadi deh dt kurang terpapar sinar matahari, kurang beraktifitas, plus kurang oksigen. Duduk sehar...