Judul Buku: Daughter of God (2000)
Penulis: Lewis Perdue
Penerbit: Dastan Books
Penerjemah: Bima Sudiarto
Sinopsis Belakang Buku:
Pemusnahan benda-benda seni kuno bernilai tinggi.
Penculikan serta pembunuhan demi pembunuhan.
Misteri dan konspirasi yang telah berusia ribuan tahun terungkap.
Fondasi keimanan masyarakat modern terancam.
Zoe Ridgeway, seorang broker seni terkemuka, pergi ke Swiss bersama suaminya, Seth, untuk menemui seorang kolektor benda seni. Sang Kolektor yang menjelang ajal itu ingin Zoe agar mengurus benda-benda seninya. Namun, sebelum semua urusan selesai, sang kolektor meninggal dunia dengan cara misterius dan rumahnya yang penuh dengan benda seni bernilai tinggi itu habis terbakar.
Tak hanya itu, Zoe diculik dan Seth harus menghadapi orang-orang yang mengancam jiwanya. Tampaknya ada sesuatu yang seharusnya mereka tidak ketahui.Sesuatu yang keberadaannya telah lama ditutup-tutupi dan dikubur dalam-dalam oleh pihak-pihak tertentu.
Zoe dan Seth terjerat jaring konspirasi yang telah berusia ribuan tahun, pembunuhan, dan intrik yang berporos pada misteri kebenaran Anak Perempuan Tuhan, yang bila terbukti akan menghancurkan fondasi peradaban manusia.
---
Oke, mari lupakan sebentar tentang Zoe dan Seth. Ada plot yang sebenarnya menurut dt lebih menarik daripada mereka. Plot yang menceritakan tentang keberadaan mesias kedua yang disembunyikan oleh Gereja. Juru selamat setelah Yesus yang ternyata seorang wanita bernama Sophia.
Oke, kita resapi sejenak.
Untuk yang muslim dan ga begitu paham tentang maksud plotnya, ini mungkin setara kalau ada cerita tentang Rasul setelah Muhammad dan Rasul itu perempuan. Ga mungkin? Ya namanya juga cerita ngarang kan ini..
Tapi justru di situ menariknya. Ide cerita yang keluar dari yang seharusnya dan dibumbui dengan fakta, membuat seakan-akan kalau fiksi ini dekat dengan kenyataan. Dan membuat bertanya-tanya apakah ini fiksi atau didasarkan pada kisah nyata?
Coba aja bayangkan gimana pihak Gereja menghadapi kalau ternyata ada Mesias wanita. Sementara Gereja ada masa itu masih lekat dengan patriarki dan menganggap wanita sebagai warga kelas dua, wanita yang dianggap sumber dosa, jelas ini akan mengguncang pengaruh Gereja terhadap jemaahnya. Belum lagi bakal banyak yang akan mempertanyakan keabsahan ketuhanan Yesus kalau dunia tahu tentang keberadaan Mesias kedua. Jadi ga heran kan kenapa keberadaan Sophia ini disembunyikan oleh Gereja.
Di novel ini juga diceritakan tentang pergolakan iman Zoe dan Seth selama petualangan mereka. Di buku ini ditunjukkan bagaimana iman manusia itu rapuh dan mudah berubah begitu menghadapi tekanan dan masalah.
Ga cuma itu, baca novel ini sebenarnya juga mengguncang iman dt. Membuat dt mempertanyakan tentang Tuhan dan iman dt kepada Tuhan. Wis nggenah ta durung iman lan niatku beriman iki? (Sudah benarkah iman dan niatku beriman kepada Tuhan?)
Dalam, berat, dan di beberapa bab awal terasa lambat. Belum lagi alih sudut pandang antara sudut pandang Zoe-Seth dan sudut pandang Sophia. Kalau lepas fokus bisa bingung dengan alurnya. Jadi kalau yang pingin cari bacaan ringan dt ga kasih saran untuk baca buku ini. Tapi percaya deh, buat yang suka novel teori konspirasi agama macam Da Vinci Code pasti suka.
Catatan tambahan: kalau punya kemampuan bahasa Inggris yang mumpuni, dt sarankan baca versi Inggris saja. Karena sepertinya banyak frase dan idiom yang lebih masuk akal kalau dibaca dalam bahasa Inggris.
---
Jumlah kata: 339 kata
Comments
Post a Comment