Banyak pertanyaan sering dt terima setelah berhenti kerja. Banyak dan lama-lama rasanya mengganggu. "Kenapa berhenti? Kan sudah enak di BNI"
Kerjaan memang sawang-sinawang sih. Banyak yang mimpi bisa kerja di bank. Sedangkan dt sendiri ga pernah berharap-harap untuk bisa kerja di bank. Yang ada di bayangan dt tentang kerja justru something fulfilling. Yang memberikan manfaat lain selain dapat uang. Jujur aja dt justru merasa ga berguna kalau hanya kerja untuk duit.
"Jadi sekarang kerja di mana?"
"Sekarang sibuk apa?"
Sekarang dt jadi penerjemah. Demi duit, yeah. Paradoks, ne. Tapi paling tidak sebagai penerjemah dt merasa bisa membantu orang lain untuk dapat pemahaman. Dan saat kadang jadi penulis artikel dt juga bisa merasa membantu orang lain dengan berbagi info yang kebetulan sedang mereka butuhkan.
Sayangnya ortu ga sepaham. Mereka masih menilai sesuatu dengan nominal. Well, sebenarnya kalo secara nominal sih ga beda jauh. Saat kerja di bank, bisa dibilang dt dibayar kurang dari 20.000 perjam. sementara kalau jadi penerjemah dt bisa dapat lebih. Bedanya kalo di bank kerjanya "borongan" dan langsung dapat uang besar di akhir bulan. Sedang terjemahan dan nulis ga gitu. Benar-benar tergantung proyek.
Memang butuh waktu dan pengertian biar ortu nerima dan ngeh kalau anak mereka ga ambil jalan yang sama seperti orang tuanya. Berat buat mereka. Berat buat dt juga. Karena jadi pekerja lepas sama seperti pedagang. Pedagang dapat untung saat barang dagangannya terjual. Dan bagi pedagang baru hampir tidak mungkin dagangannya langsung laku dalam waktu satu jam. Butuh waktu untuk dapat pembeli. Apalagi dapat pelanggan.
Anyway, buat siapapun yang butuh jasa penerjemah atau penulis artikel, hubungi dt biar kita bisa bahas harga.
Kerjaan memang sawang-sinawang sih. Banyak yang mimpi bisa kerja di bank. Sedangkan dt sendiri ga pernah berharap-harap untuk bisa kerja di bank. Yang ada di bayangan dt tentang kerja justru something fulfilling. Yang memberikan manfaat lain selain dapat uang. Jujur aja dt justru merasa ga berguna kalau hanya kerja untuk duit.
"Jadi sekarang kerja di mana?"
"Sekarang sibuk apa?"
Sekarang dt jadi penerjemah. Demi duit, yeah. Paradoks, ne. Tapi paling tidak sebagai penerjemah dt merasa bisa membantu orang lain untuk dapat pemahaman. Dan saat kadang jadi penulis artikel dt juga bisa merasa membantu orang lain dengan berbagi info yang kebetulan sedang mereka butuhkan.
Sayangnya ortu ga sepaham. Mereka masih menilai sesuatu dengan nominal. Well, sebenarnya kalo secara nominal sih ga beda jauh. Saat kerja di bank, bisa dibilang dt dibayar kurang dari 20.000 perjam. sementara kalau jadi penerjemah dt bisa dapat lebih. Bedanya kalo di bank kerjanya "borongan" dan langsung dapat uang besar di akhir bulan. Sedang terjemahan dan nulis ga gitu. Benar-benar tergantung proyek.
Memang butuh waktu dan pengertian biar ortu nerima dan ngeh kalau anak mereka ga ambil jalan yang sama seperti orang tuanya. Berat buat mereka. Berat buat dt juga. Karena jadi pekerja lepas sama seperti pedagang. Pedagang dapat untung saat barang dagangannya terjual. Dan bagi pedagang baru hampir tidak mungkin dagangannya langsung laku dalam waktu satu jam. Butuh waktu untuk dapat pembeli. Apalagi dapat pelanggan.
Anyway, buat siapapun yang butuh jasa penerjemah atau penulis artikel, hubungi dt biar kita bisa bahas harga.
Comments
Post a Comment