Skip to main content

Jatiguwi Adventure (2)

Ah ya, cerita kemaren nih..

Jatiguwi adventure part two dt bareng Zenta diawali dengan bocornya ban motor yang kami kendarai. Hoho.. Nice, eh? Jadi deh kami nambal dulu. Baru pertama kali ini dt liat orang nambal ban, and it was wow-ing. Semua didasarkan ke ilmu fisika sederhana. Belum lagi alat-alat yang dipakai memang sederhana banget, plus murah abis. Empat ribu perak, ban tertambal, plus dapet dua gelas teh manis anget, krupuk, en jeruk. Mantep ga tuh..

Ban beres, kami lanjut hunting balita yang ternyata makan waktu lebih pendek dari kemaren. Harusnya sih langsung balik ke puskesmas, tapi daripada semacam males nongkrong ga jelas di sana, mending kami jalan-jalan deh. Dan jujugannya adalah waduk Jatiguwi.

Untuk sampai ke sana sih jalannya ga susah. Lurus aja. Tapi ya gitu, medannya bukan jalan halus beraspal, tapi jalan terjal berbatu a.k.a. jalan makadam. Hehe.. Tapi demi jalan-jalan, dijabanin deh.

Dari jalan bagus yang beraspal itu waduk sudah kelihatan, jadi dt pikir deket. Ternyata setelah dijalanin kok ya lumayan jauh. Habisnya itu jalan makadam rasanya ga berujung. Dan sebelum terperosok ke jalan yang lebih jauh dan lebih ancur, berhentilah kami di deket jalan setapak yang sepertinya mengarah ke waduk.

Jalannya sedikit lebih lebar daripada pematang sawah dan menurun banget, jadi motor kudu di parkir dan ditinggal deket sawah. Petualangan berlanjut dengan jalan kaki. Itu jalan pematang berujung di tebing curam yang langsung ngadep ke waduk dan ada satu gubuk yang biasanya dipake penambak buat istirahat. dt nekat aja ke sana walaupun keamanan itu gubuk ga terjamin. Tapi udah jauh-jauh juga, kepalang tanggung, kan.. Kalau ga aman juga, paling-paling nyemplung ke waduk.

Nah, pas di gubuk nih lumayan horor. Secara itu gubuk emang ga meyakinkan dan rada reyot, dan kalau beneran jebol juga lumayan. Soalnya ada sekitar lima sampe tujuh meter tingginya itu gubuk dari air permukaan waduk. Berhubung sudah sampe sejauh ini, rasanya ga lengkap dong kalau ga foto-foto.

Tenang, seri pemotretan selalu ada. Jadi dt gantian saling jepret sama Zenta. Walau sayang ga bisa dt pajang sekarang soalnya dt lagi pake hape, dan hasil jepretan foto yang berobjek dt ga terlalu bagus. Tapi apa mau dikata, sense njepret Zenta memang jauh daripada dt, jadi bagusan fotonya Zenta daripada foto dt *ditendang*.

Hm, untuk hasilnya, dt upload lain waktu deh..

Comments

Popular posts from this blog

It's about lying

You Are a Great Liar You can pretty much pull anything over on anyone. You are an expert liar, even if you don't lie very often. Are You a Good Liar? No comment deh... --" You Can Definitely Spot a Liar Maybe you have good instincts. Or maybe you just have a lot of experience with liars. Either way, it's pretty hard for someone to pull a fast one on you. You're like a human lie detector. Can You Spot a Liar? Well, so am I a great liar because i know the techniques? Or is it just in my blood? And the most important question is, am I really a great liar?

Dark Side of Skripshit

Thanks to skripshit, pola hidup dt jadi berantakan. Entah sejak kapan dt jadi kalong-man kek gini. Biasanya jam 9-10 dt sudah merasa ngantuk dan beranjak tidur dan mampu bangun jam empat esok paginya. Nah sekarang, baru bisa memejamkan mata dengan tenang saat jarum jam menunjukkan pukul tiga lebih dan baru bisa membuka mata dengan berat sekitar jam tujuh pagi. Jujur ya, dt kangen dengan pola tidur dt yang lama. Tidur dengan nyaman, cukup, dan berasa segar saat pagi datang. Bukannya malah punya punggung remek, kemeng, dan sakit setiap kali bangun tidur. Ditambah lagi efek begadang itu jelek banget buat kesehatan dan kulit. *sigh* Kalo dt perhatiin, kulit dt jadi tambah pucat, kering, dan kusam sejak ngegarap skripshit secara intens. Secara selama ngegarap skripshit dt jadi jarang keluar dari kamar dan kurang bergerak karena menghabiskan banyak waktu hanya nangkring di depan Ichibun. Jadi deh dt kurang terpapar sinar matahari, kurang beraktifitas, plus kurang oksigen. Duduk sehar...