Beberapa hari lalu teman-teman WAG Pasukan Blogger memberi ucapan selamat ke mbak Malica karena blog post -nya menang lomba. Iseng, kubaca juga blog post -nya . Waktu baca rasanya jadi kangen nulis juga. Maklum, terakhir blog ini ngeluarin entri sudah lewat dua tahun lalu. Tapi yang lebih ngena justru kutipan di widget about me . "Menulislah ketika kamu merasa tidak baik-baik saja. Karena menulis akan membuatmu waras." And it just hits me. Kondisiku sekarang dibilang baik, ya baik --lebih baik daripada orang kebanyakan, paling tidak-- dibilang tidak baik-baik saja itu kok ya malu mau ngaku kalo memang sedang tidak baik-baik saja. Ya, karena itu tadi, sangat sadar kalau kondisiku itu masih lebih baik daripada banyak orang lain. Kalau ngaku sedang tidak baik-baik saja itu kok rasanya seperti jadi manusia yang kurang bersyukur. Kadang bingung sebenarnya bagaimana sih menakar diri ini sedang baik-baik saja atau sudah masuk ke area tidak baik-baik saja? Soalnya setiap...
Orang bilang, cemburu itu tanda cinta. Apa suami kalian cemburuan? Kadang aku merasa suamiku itu orangnya cemburuan tapi dia selalu punya alasan yang masuk akal atas rasa cemburunya. Atau lebih pas disebut protektif? Walau kadang aku merasa dia posesif. Sudah hampir dua tahun usia pernikahan kami tapi belum juga dikarunia putra. Saat berkonsultasi dengan dokter kandungan aku disarankan untuk banyak-banyak istirahat. Suamiku langsung bersemangat mendorongku berhenti kerja karena dia sudah memintaku berhenti kerja sejak awal menikah dulu. Anjuran dokter ini membuatnya makin getol merayuku untuk berhenti kerja. "Gapapa, penghasilanku lebih dari cukup kok. Kamu temenin aku aja di rumah ya, sayang," begitu rayunya. Suamiku memiliki usaha perkebunan organik dengan berbagai macam sayuran yang rutin dikirim ke supermarket-supermarket premium. Jelas uang bukan masalah bagi suamiku. Pun suamiku tidak pernah pelit denganku atau keluargaku. Aku akhirnya memilih berhenti bekerja kare...