Lelah setelah delapan jam penerbangan Jakarta-Narita dilanjut merapikan kamar asrama, aku mandi air hangat untuk merilekskan badan. Selesai mandi aku langsung merebahkan diri di kasur. Kamarku remang, hanya secercah cahaya yang masuk dari celah tirai. Aku jadi ingat mas Daniel yang mengingatkan untuk menutup rapat tirai jendelaku.
"Ntar diintip setan." Aku hanya tertawa ditakuti begitu.
Tetiba sekelebat ada yang lewat di celah tirai. Pasti hanya pikiranku. Kuperhatikan lagi celah tirai jendelaku. Samar aku melihat sepasang mata yang mengintip di sana. Kamar asramaku di lantai tiga.
"Mitsuketa! Ima kara kimi dayo!" Lirih kudengar.
("Ketemu! Sekarang giliranmu")
Tubuhku kaku. Hanya mataku yang bisa bergerak melihat ke dalam kamar asramaku sendiri dari celah sempit.
---
Jumlah kata: 111 kata
Comments
Post a Comment